Banyak hal yang seharusnya diperhatikan dan dipertimbangkan untuk menjaga kelestarian hutan dan seisinya.
Hutan yang notabene semua masyarakat tahu bahwa sebagai tempat habitat dari makhluk hidup untuk melangsungkan kehidupannya. Selain itu, hutan merupakan sebagai paru-paru dunia yang menjadi sumber oksigen (O2) yang berkualitas.
Indonesia adalah sebagai salah satu negara dengan luas hutan
terbesar di dunia sangat perlu melakukan konservasi dan pengelolaan
hutan untuk kelestarian dan keseimbangan ekosistem alam di bumi.
Berbagai jenis hutan yang ada di Indonesia memiliki fungsi sebagai
berikut.
- Mencegah erosi dan tanah longsor. Akar-akar pohon berfungsi sebagai pengikat butiran-butiran tanah. Dengan ada hutan, air hujan tidak langsung jatuh ke permukaan tanah tetapi jatuh ke permukaan daun atau terserap masuk ke dalam tanah.
- Menyimpan, mengatur, dan menjaga persediaan dan keseimbangan air di musim hujan dan musim kemarau.
- Menyuburkan tanah, karena daun-daun yang gugur akan terurai menjadi tanah humus.
- Sebagai sumber ekonomi. Hutan dapat dimanfaatkan hasilnya sebagai bahan mentah atau bahan baku untuk industri atau bahan bangunan. Sebagai contoh, rotan, karet, getah perca yang dimanfaatkan untuk industri kerajinan dan bahan bangunan.
- Sebagai sumber plasma dutfah keanekaragaman ekosistem di hutan memungkinkan untuk berkembangnya keanekaragaman hayati genetika.
- Mengurangi polusi untuk pencemaran udara. Tumbuhan mampu menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. (source : http://www.artikellingkunganhidup.com/)
Sungguh banyak bukan manfaat dari hutan. Namun, kini Indonesia
sedang dirundung duka mendalam akibat hutan yang terbakar di Provinsi
Riau. Akibatnya, hutan dan seisinya menjadi habis dan menimbulkan kabut
asap yang tebal yang tentunya sangat mengganggu proses kehidupan
manusia. Asap yang ditimbulkan oleh kebakaran tersebut membuat kualitas
udara yang semakin buruk sehingga manusia sangat sulit untuk bernafas
dengan udara yang bersih dan sehat. Selain itu, kabut asap tersebut
membuat aktivitas menjadi berantakan, seperti aktivitas transportasi
udara (pesawat) yang ditunda.
Hutan merupakan paru-paru bumi yang mempunyai fungsi
mengabsorsi gas Co2. Berkurangnya hutan dan meningkatnya pemakaian
energi fosil (minyak, batubara dll) akan menyebabkan kenaikan gas Co2 di
atmosfer yang menyelebungi bumi. Gas ini makin lama akan semakin
banyak, yang akhirnya membentuk satu lapisan yang mempunyai sifat
seperti kaca yang mampu meneruskan pancaran sinar matahari yang berupa
energi cahaya ke permukaan bumi, tetapi tidak dapat dilewati oleh
pancaran energi panas dari permukaan bumi. Akibatnya energi panas akan
dipantulkan kembali kepermukaan bumi oleh lapisan Co2 tersebut, sehingga
terjadi pemanasan di permukaan bumi. Inilah yang disebut efek rumah
kaca.
Lapisan Ozon (O3) yang menyelimuti bumi berfungsi menahan
radiasi sinar ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan di bumi. Di
tengah-tengah kerusakan hutan, meningkatnya zat-zat kimia di bumi akan
dapat menimbulkan rusaknya lapisan ozon. Kerusakan itu akan menimbulkan
lubang-lubang pada lapisan ozon yang makin lama dapat semakin bertambah
besar. Melalui lubang-lubang itu sinar ultraviolet akan menembus sampai
ke bumi, sehingga dapat menyebabkan kanker kulit dan kerusakan pada
tanaman-tanaman di bumi.
Hutan di Indonesia dikenal dengan keanekaragaman hayati di
dalamnya. Dengan rusaknya hutan sudah pasti keanekaragaman ini tidak
lagi dapat dipertahankan bahkan akan mengalami kepunahan. Dalam
peringatan Hari Keragaman Hayati Sedunia dua tahun yang lalu Departemen
Kehutanan mengumumkan bahwa setiap harinya Indonesia kehilangan satu
species (punah) dan kehilangan hampir 70% habitat alami pada sepuluh
tahun terakhir ini.
tahun terakhir ini.
Sebenarnya bila pemerintah mau mengelola hutan dengan lebih baik,
jujur dan adil, pendapatan dari sektor kehutanan sangat besar. Tetapi
yang terjadi adalah sebaliknya. Misalnya tahun 2003 jumlah produksi kayu
bulat yang legal (ada ijinnya) adalah sebesar 12 juta m3/tahun. Padahal
kebutuhan konsumsi kayu keseluruhan sebanyak 98 juta m3/tahun. Data ini
menunjukkan terdapat kesenjangan antara pasokan dan permintaan kayu
bulat sebesar 86 juta m3. Kesenjangan teramat besar ini dipenuhi dari
pencurian kayu (illegal loging). Dari praktek tersebut diperkirakan
kerugian yang dialami Indonesia mencapai Rp.30 trilyun/tahun. Hal inilah
yang menyebabkan pendapatan sektor kehutanan dianggap masih kecil yang
akhirnya mempengaruhi pengembangan program pemerintah untuk masyarakat
Indonesia.
Dalam peristiwa banjir yang sering melanda Indonesia akhir-akhir ini, disebutkan bahwa salah satu akar penyebabnya adalah karena rusaknya hutan yang berfungsi sebagai daerah resapan dan tangkapan air (catchment area). Hutan yang berfungsi untuk mengendalikan banjir di waktu musim hujan dan menjamin ketersediaan air di waktu musim kemarau, akibat kerusakan hutan makin hari makin berkurang luasnya. Tempat-tempat untuk meresapnya air hujan (infiltrasi) sangat berkurang, sehingga air hujan yang mengalir di permukaan tanah jumlahnya semakin besar dan mengerosi daerah yang dilaluinya. Limpahannya akan menuju ke tempat yang lebih rendah sehingga menyebabkan banjir.
Bencana banjir dapat akan semakin bertambah dan akan berulang apabila hutan semakin mengalami kerusakan yang parah. Tidak hanya akan menimbulkan kerugian materi, tetapi nyawa manusia akan menjadi taruhannya. Banjir di Jawatimur dan Jawa tengah adalah contoh nyata.
Dalam peristiwa banjir yang sering melanda Indonesia akhir-akhir ini, disebutkan bahwa salah satu akar penyebabnya adalah karena rusaknya hutan yang berfungsi sebagai daerah resapan dan tangkapan air (catchment area). Hutan yang berfungsi untuk mengendalikan banjir di waktu musim hujan dan menjamin ketersediaan air di waktu musim kemarau, akibat kerusakan hutan makin hari makin berkurang luasnya. Tempat-tempat untuk meresapnya air hujan (infiltrasi) sangat berkurang, sehingga air hujan yang mengalir di permukaan tanah jumlahnya semakin besar dan mengerosi daerah yang dilaluinya. Limpahannya akan menuju ke tempat yang lebih rendah sehingga menyebabkan banjir.
Bencana banjir dapat akan semakin bertambah dan akan berulang apabila hutan semakin mengalami kerusakan yang parah. Tidak hanya akan menimbulkan kerugian materi, tetapi nyawa manusia akan menjadi taruhannya. Banjir di Jawatimur dan Jawa tengah adalah contoh nyata.
Posting Komentar