Pernahkan teman-teman makan
bakso yang masih panas, kemudian meniupnya ? atau pernahkah kalian minus teh
anget yang masih lumayan kemudian meniupnya ? Sepertinya hal tersebut sering
teman-teman lakukan dan termasuk saya juga. Nah kali ini saya akan memberikan
sedikit info tentang bahayanya meniup
makanan.
Para ilmuwan menunjukkan pada saat bernapas kita menghirup
oksigen (O2) dan mengeluarkan karbondioksida (CO2). Sedangkan makanan/minuman
panas akan mengeluarkan uap air (H2O). Otomatis jika kita meniup
makanan/minuman panas, maka reaksi yang terjadi adalah : CO2 + H2O = H2CO3
H2CO3 merupakan Carbonic Acid (senyawa asam karbonat) yang berguna untuk
mengatur pH (tingkat keasaman) di dalam darah. Darah sendiri merupakan Buffer
(larutan yang dapat mempertahankan pH) dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan
basa kunjungsinya berupa HCO3. Singkatnya tubuh menggunakan penyangga pH
(buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara
tiba-tiba dalam pH darah.
Jika kita
meniup makanan/minuman yang masih panas itu artinya kita mengkonsumsi makanan
yang mengandung H2CO3 (asam karbonat) yang mempengaruhi tingkat keasaman dalam
darah menjadi lebih asam dari seharusnya sehingga pH dalam darah menurun.
Keadaan ini disebut dengan istilah asidosis. Namun apabila tubuh terus-menerus
mengkonsumsi H2CO3 dalam jumlah berlebihan, maka ginjal kita tidak akan mampu pun
bekerja lagi sehingga akan terjadi asidosis berat. Bila hal itu terus berlanjut
maka penderita akan merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, sering
mual dan juga mengalami kebingungan. Bila asidosis tidak tertangani dengan baik
maka tekanan darah akan menurun, shok, koma bahkan bisa menyebabkan kematian.. Selain
menurut para ilmuwan, sebenarnya meniup makanan ini sudah dilarang oleh Nabi
Muhammad dalam hadisnya “Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam melarang
bernafas pada bejana minuman atau meniupnya.” (HR At turmudzi). Nah, anda sudah
tahu kan bahayanya meniup makanan ketika panas? Oleh karena itu, bersabarlah
dalam makan makanan yang panas, biasakan tidak meniup makanan panas, tunggulah
sampai dingin. Bila ada anggota keluarga atau teman anda yang sering meniup
makanan, segera beri tahu mereka bahaya yang ditimbulkan dari meniup makanan
agar mereka tahu dan segera menghentikan kebiasaan buruk tersebut. Ingat ,
lebih baik mencegah daripada mengobati. Sehat itu sebenarnya murah, asal kita
mampu menjaga tubuh kita dengan baik. Semoga bermanfaat .. :)
Pernahkah kalian mengunjungi sebuah rumah untuk pertama kalinya
dan tiba-tiba anda merasa familiar dengan rumah tersebut ? Atau pernahkah Sobat
AKAR’S berada dalam suatu peristiwa
ketika tiba-tiba kalian merasa bahwa kalian sudah mengalaminya walaupun anda
tidak dapat mengingat kapan terjadinya ? Itulah deja vu, salah satu fenomena
misterius dalam kehidupan manusia. Untuk lebih memahami tentang fenomena de
javu ini, sebaiknya kawan-kawan simak dan pahami cuplikan bacaan di bawah ini.
CHECK IT OUT…‼!
Definisi Deja Vu
Deja vu berasal dari kata Perancis yang berarti "telah melihat".
Kata ini mempunyai beberapa turunan dan variasi seperti deja vecu (telah
mengalami), deja senti (telah memikirkan) dan deja visite (telah
mengunjungi). Nama Deja Vu ini pertama kali digunakan oleh seorang ilmuwan
Perancis bernama Emile Boirac yang mempelajari fenomena ini tahun pada 1876. Selain deja vu, ada lagi kata Perancis yang merupakan lawan dari deja vu, yaitu
Jamais Vu, yang artinya "tidak pernah melihat".
Fenomena ini muncul ketika seseorang untuk sementara waktu tidak dapat
mengingat atau mengenali peristiwa atau orang yang sudah pernah dikenal
sebelumnya. Saya rasa sebagian dari kalian juga sering mengalaminya.
Sebelum kita melihat mengenai deja vu, pertama, kita perlu mengetahui apa yang
disebut dengan "Recognition Memory", atau memori pengenal.
Recognition Memory
Recognition Memory adalah sebuah jenis memori yang menyebabkan kita
menyadari bahwa apa yang kita alami sekarang sebenarnya sudah pernah kita alami
sebelumnya.
Otak kita berfluktuasi antara dua jenis Recognition Memory, yaitu Recollection
dan Familiarity. Kita menyebut sebuah ingatan sebagai Recollection
(pengumpulan kembali) jika kita bisa menyebutkan dengan tepat seketika itu juga
kapan situasi yang kita alami pernah muncul sebelumnya. Contoh, jika kita
bertemu dengan seseorang di toko, maka dengan segera kita menyadari bahwa kita
sudah pernah melihatnya sebelumnya di bus.
Sedangkan ingatan yang disebut Familiarity muncul ketika kita tidak bisa
menyebut dengan pasti kapan kita melihat pria tersebut. Deja Vu adalah
contoh Familiarity.
Selama terjadi Deja Vu, kita mengenali situasi yang sedang kita hadapi,
namun kita tidak tahu dimana dan kapan kita pernah menghadapinya sebelumnya.
Percaya atau tidak, 60 sampai 70 persen manusia di bumi ini paling tidak pernah
mengalami deja vu minimal sekali, apakah itu berupa pandangan, suara, rasa atau
bau. Jadi, jika anda sering mengalami deja vu, jelas anda tidak sendirian di
dunia ini.
Teori-Teori Deja Vu
Walaupun Emile Boirac sudah meneliti fenomena ini sejak tahun 1876, namun ia
tidak pernah secara tuntas menyelesaikan penelitiannya. Karena itu, banyak
peneliti telah mencoba untuk memahami fenomena ini sehingga mendapatkan paling
tidak 40 teori yang berbeda mengenai deja vu, mulai dari peristiwa paranormal
hingga gangguan syaraf.
Foto ilustrasi "Puncak gunung es" yang
terkenal. Para ahli "otak" sering menggunakan ilustrasi di atas untuk
menunjukkan seperti apa pikiran kita yang sebenarnya. Permukaan air adalah
batas kesadaran kita. Pikiran Sadar kita adalah bongkahan yang muncul di
atas permukaan laut. Sedangkan pikiran bawah sadar adalah bongkahan
raksasa yang ada di dalam laut.
Menurut mereka, sesungguhnya sebagian besar informasi yang kita terima
tersimpan di pikiran bawah sadar kita dan belum muncul ke permukaan. Hanya
sebagian kecil dari informasi yang kita terima benar-benar kita ingat atau
sadari. Prinsip ini adalah kunci penting untuk memahami Deja Vu.
Gangguan akses memori
Sigmund Freud yang sering
dijuluki sebagai bapak psikoanalisa pernah meneliti mengenai fenomena ini dan
ia percaya bahwa seseorang akan mengalami Deja Vu ketika ia secara spontan
teringat dengan sebuah ingatan bawah sadar. Karena ingatan itu berada pada area
bawah sadar, isi ingatan tersebut tidak muncul karena dihalangi oleh pikiran
sadar, namun perasaan familiar tersebut bocor keluar.Teori Freud ini terbukti
menjadi landasan bagi teori-teori yang muncul berikutnya.
Namun sebelum saya membahas teori-teori yang
lain, saya ingin mengajak kalian untuk mengenal satu kata ini terlebih dahulu,
yaitu "Subliminal". Subliminal berasal dari kata latin, yaitu
"sub" dan "Limin atau Limen".
"Sub" berarti bawah, sedangkan "Limin" berarti ambang
batas. Dalam artian psikologi, subliminal berarti beroperasi dibawah sadar. Lagi-lagi
berhubungan dengan bawah sadar. Maksud saya memperkenalkan kata ini adalah
untuk memahami teori di bawah ini.
Perhatian yang terpecah - teori ponsel
Seorang peneliti bernama Dr. Alan
Brown pernah mengadakan eksperimen yang diharapkan bisa menciptakan ulang
proses deja vu. Berdasarkan pada hasil eksperimennya, Dr. Alan Brown kemudian
mengajukan sebuah teori yang disebut sebagai teori ponsel (atau perhatian
yang terpecah).
Teori ini mengatakan bahwa ketika perhatian kita terpecah, maka, secara
subliminal, otak kita akan menyimpan informasi mengenai kondisi di sekeliling
kita namun tidak benar-benar menyadarinya. Ketika perhatian kita mulai fokus
kembali, maka segala informasi mengenai sekeliling kita yang tersimpan secara
subliminal akan "terpanggil" keluar sehingga kita merasa lebih
familiar. Ini sama seperti bongkahan es di bawah permukaan air yang naik ke
atas permukaan.
Contoh: jika kita memasuki sebuah rumah sambil ngobrol
dengan orang lain, maka perhatian kita tidak akan terpaku kepada kondisi rumah
itu, namun otak kita telah menyimpan informasi itu secara subliminal di bawah
sadar. Ketika kita selesai ngobrol, pikiran kita mulai fokus dan informasi yang
tersimpan di bawah sadar mulai muncul. Seketika itu juga kita mulai merasa
familiar dengan rumah itu. Jadi, berdasarkan teori ini, deja vu tidak
berhubungan dengan kejadian di masa lalu yang telah berlangsung lama.
Memori dari sumber lain
Ada lagi teori yang lain. Teori
ini percaya bahwa otak kita menyimpan banyak memori yang datang dari berbagai aspek
kehidupan kita, seperti film yang kita tonton, gambar ataupun buku yang kita
baca. Informasi-informasi ini kita simpan tanpa kita sadari. Sejalan dengan
lewatnya waktu, maka ketika kita mengalami peristiwa yang mirip dengan
informasi yang pernah kita simpan, maka memori yang tersimpan di bawah sadar
kita akan bangkit kembali.
Contoh, sewaktu kecil, mungkin
kita pernah menonton sebuah film yang memiliki adegan di sebuah tugu atau
monumen. Ketika dewasa, kita mengunjungi tugu ini dan tiba-tiba kita merasa
familiar walaupun kita tidak ingat dengan film tersebut.
Teori ini mirip dengan teori
ponsel, tapi teori ini setuju bahwa deja vu berhubungan dengan kejadian yang
telah berlangsung lama di masa lampau.
Wow, seru banget yah kawan-kawan kalo bicara tentang alam bawah sadar kita. Hmm…kalian tahu nggak
kalau bacaan diatas dapat disimpulkan
bahwa De Javu merupakan fenomena yang
luar biasa misteriusnya. Udahan dulu yah, semoga info ini memberikan manfaat bagi kawan-kawan semua. :